Sejarah, Pelopor dan Pengembang Futsal Di Indonesia



Sejarah perkembangan olahraga futsal Indonesia jika dibandingkan dengan Negara Amerika Latin, Eropa dan Asia termasuk sangat lambat (baca juga Sejarah Futsal Di dunia), bahkan jika di bandingkan dengan Negara Asia Tenggara seperti Malaysia atau Thailand. Walaupun (Alm) Wandy Batangtaris telah duduk di Komite Futsal FIFA sejak tahun1997, namun futsal baru benar-benar berkembang di Tanah air pada tahun 2005. Hal ini disebabkan ketidakmampuan para pengurus PSSI dan pengusaha saat itu untuk melihat peluang olahraga futsal ini sebagai olahraga yang bisa memberi prestasi dan bisa menjadi peluang bisnis. Berikut ini nama-nama pelopor dan pengembang futsal di Indonesia, sehingga futsal bisa berkembang seperti saat ini:

(ALM) Wandy Batangtaris 

Beliau adalah salah satu Anggota Komite Futsal FIFA dan Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri PSSI Era Azwar Anas sekaligus Anggota Komite Keuangan AFC (tahun 1997 – 2001), beliau menerima tawaran untuk menduduki salah satu jabatan di Komite Futsal FIFA karena yakin Futsal memiliki potensi dan prospek yang bagus. Beliau juga adalah satu dari tiga wakil Negara Asia yang duduk di Komite Futsal FIFA, selain itu ada Junji Ogura (Jepang) dan Richard King Lai (Guam). Jasa beliau yang paling menonjol terhadap pengembangan futsal di Indonesia adalah mendorong PSSI agar mengembangkan futsal, diantaranya pengadaan bola futsal dan bahan lapangan futsal, karena pada saat itu pengadaan tersebut tidak mudah. Selain itu beliau juga memperkenalkan aturan main (rule of the game) dan pedoman bermain futsal kepada pihak-pihak terkait di Indonesia (Baca juga: Teknik Dasar Bermain Futsal).

(ALM) Ronny Pattinasarani

Beliaulah yang disebut pelopor dan pengambang futsal di Indonesia, karena beliau adalah pelatih dan tokoh lapangan, berbeda dengan Alm. Wandy Batangtaris yang berada di kepengurusan dan organisasi. Beliau mengikuti Coaching Clinic Futsal di Malaysia tahun 2000 setelah mendapatkan instruksi dari PSSI. Sejak saat itu, beliau mulai menyebarluaskan futsal ke berbagai kalangan, termasuk SSB dan pemain Timnas sepakbola.

Beliau yakin bahwa futsal itu menjadi bagian dari pembangunan sepakbola modern, ada korelasi yang kuat antara futsal dengan sepakbola. Di negara-negara yang sepakbolanya sudah maju dan modern seperti Brasil, Spanyol, Iran, dan Jepang, perkembangan olahraga futsalnya juga sangat maju. Keempat negara ini dapat dikatakan menjadi langganan tampil di Piala Dunia. Dengan berbagai dukungan, beliau berkeliling ke sejumlah kota besar sepanjang tahun 2001 untuk memperkenalkan olahraga ini. Usaha beliau berlanjut hingga berhasil membawa Indonesia sebagai tuan rumah Kejuaraan Asia Futsal setahun kemudian.  

Dengan posisi sebagai Pelatih Nasional, maka futsal dengan cepat ditularkan kepada para pemain sepakbola, salah satunya adalah Fachri Husaini. Dalam perjuangannya, beliau juga dibantu oleh teman sejawatnya yaitu Cepi S. Husada, Abi Hasantoso dan Budiarto Shambazy

Justinus Lhaksana

Beliau adalah pelatih Timnas Futsal Indonesia periode 2004 – 2005, Ia pernah tinggal di Belanda selama 15 tahun dan juga pemegang sertifikat kepelatihan futsal KNVB (asosiasi sepakbola Belanda) dan melatih level Divisi Utama di Belanda. Meski awalnya sempat diragukan dalam melatih Timnas, namun kala itu timnas Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia yang saat itu sulit ditaklukkan. Pada masanya, peringkat Futsal Indonesia di urutan 29 Dunia (tahun 2012 berada di peringkat 47).

Tentu saja, masih banyak tokoh lain yang ikut membantu perkembangan futsal di Indonesia, dari sisi organisasi ada nama-nama:  Ronny Pangemanan (Ketua Departemen Futsal PSSI 2004), Trimedya Panjaitan dan Gusti Randa (Ketua Umum dan Wakil Ket Umum POFI – Persatuan Olahraga Futsal Indonesia, 2003), meski organisasi POFI menginduk kepada AMF bukan FIFA, namun jasanya perlu dicatat. Ada juga Abi Hasantoso, Anggota Tim Pengembangan Futsal. Sementara dari kalangan wasit tercatat beberapa nama antara lain Puji Suprayitno, Anang Suryana dan Puja Negara.

Dari sisi Event Organizer ada Andi Zamzami (Difamata) dengan even Inspiro Futsal Championship 2003 dan DSFL (Djarum Super Futsal League) 2004, PEFI (Piala Emas Futsal Indonesia) dan LIFUMA (Liga Futsal Mahasiswa), disisi lain ajang resmi PSSI diberi nama Biangbola (2004), peserta turnamen dari berbagai perusahaan dan juaranya adalah TVRI. Tak ketinggalan para tokoh wanita pengembang futsal, diantaranya adalah Maya Virca (Biangbola Sport Management) dan Vivin C. Sungkono, Direktur Teknik Timnas Futsal Wanita dan pemilik V-sport, pelopor LIFUMI (Liga Futsal Mahasiswi) serta penggerak  LFWI (Liga Futsal Wanita Indonesia)

Catatan Khusus juga diberikan kepada kalangan selebritis yang turut berjuang mengibarkan bendera Futsal Indonesia, diantaranya (Alm) Adjie Massaid (AMFC), (Alm) Ricky Jo (Ricky Johannes) presenter sepakbola, olahraga dan futsal, Tio Nugroho (BFN) dan Darius Sinatrya (Kit Futsalismo)

Demikianlah beberapa tokoh pelopor dan pengembang futsal di Indonesia, tanpa mengurangi rasa hormat dengan tokoh lain yang tak tertulis disini, Saya menganggap beliau-beliau adalah Generasi Pertama Pelopor Futsal Indonesia (rentang waktu tahun 1998 sampai 2010) meski tentu saja hingga tahun ini yang masih hidup tetap terus bekerja dan berkarya demi kemajuan Futsal Indonesia




Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Sejarah, Pelopor dan Pengembang Futsal Di Indonesia"

Post a Comment